aku kemudian merapat
kepada jeruji-jeruji pagar
hatimu yang dalam,
hatimu yang jauh,
hatimu yang tak sampai
kulihat di seberang
perempuanmu berdiri dengan menanti
tangannya melambai ke arahmu
bibirnya tergores lengkung senyum sempurna
sementara aku...
hanya menggenggam kosong udara
melemas
tertunduk
tenggelam
hingga riak air mataku
yang sedari tadi
tertahan di ujung
meronta kemana-mana