Pages
Sebuah Perjalanan
aku terpasung pada suatu titik. dan pemasungnya adalah dia, yang yang tak pernah lari dari perannya sebagai tokoh utama mimpiku
Kamis, 16 Mei 2013
Suatu Waktu
Suatu waktu,
waktuku hampir habis.
Suatu waktu,
aku menginginkan kemengertian.
Semua waktu,
tak pernah ada yang mengerti waktuku, tak satupun.
Tuhan,
aku lelah dan perih menjelma batu di jalanan waktu.
Pening menggerogoti tulangku.
Denyut waktu tak akan menungguku, bukan?
Lalu, adakah yang mengerti?
Atau bahkan peduli?
Kukira tidak sama sekali,
kecuali Engkau.
Rabu, 08 Mei 2013
#17
#17
Tuhan, akan dimulai
kapan waktuku
Untuk beranjak?
Beranjak dari hampa
Setiap desah nafas
Yang aku sendiri taktau untuk siapa
Apakah aku harus kembali
Menunggu detik
Untuk kesekian juta kalinya
Dan seribu pagi
Yang tak mau singgah
Ke dalam pelataran rumahku?
Untuk saat ini
Hanya bayang yang mampu temani
Setiap larik jeritan pena
Dalam kertas usang ini
Hanya saja aku ingin lari,
Lari...lari...lari..
Berlari menyatakan bayang
Yang sedari dulu membisu
Kelabu dalam mimpi
Aku ingin
Berlari.....
andai aku rintik
Riuh rintiknya baru saja menghilang
aku...tak apa sungguh.
Hanya saja aku takut,
takut ia juga membawa senyummu hilang,
jatuh, tanpa bersua ke arahku.
Aku sangat mengerti
bagaimana kau memuja rintik
dan seolah ikut luruh dalam tipis kabut yang mengiringinya.
Aku melihatmu bahagia memainkannya
hingga sukacita hinggap di pipimu yang merah.
Satu hal, entahlah aku tidak mengerti.
Bagaimana kau tak ingin kehilangan rintik.
Ah, andai aku sedetik menjelma rintik.
aku...tak apa sungguh.
Hanya saja aku takut,
takut ia juga membawa senyummu hilang,
jatuh, tanpa bersua ke arahku.
Aku sangat mengerti
bagaimana kau memuja rintik
dan seolah ikut luruh dalam tipis kabut yang mengiringinya.
Aku melihatmu bahagia memainkannya
hingga sukacita hinggap di pipimu yang merah.
Satu hal, entahlah aku tidak mengerti.
Bagaimana kau tak ingin kehilangan rintik.
Ah, andai aku sedetik menjelma rintik.
Langganan:
Postingan (Atom)